Suluh Budaya Bangsa
Home - Suluh Budaya Bangsa
Organisasi yang dibentuk untuk focus kepada pelestarian rumah gadang , surau dan silat tradisi agar tidak lenyap ditelan zaman , sebab banyak falsafah yang disampaikan dalam rumah gadang , tidak hanya makna ukiran , tiang dan penggunaan halaman , tapi filoshopy Alam Takambang Jadi Guru mengajarkan banyak hal seperti , Dalam menggunakan tanah/lahan, masyarakat Minangkabau memiliki panduan dalam bentuk pepatah agar tetap harmonis dengan alam. Misalnya, tanah datar untuk perumahan, tanah miring untuk menanam tebu, tanah curam untuk menanam bambu, tanah gurun untuk kebun, tanah basah untuk sawah, tanah berbukit untuk makam, tanah rawa untuk itik berenang, tanah yang ada lubuknya untuk kolam ikan, tanah lapang untuk menggembala ternak, tanah berlumpur untuk kerbau berkubang,"
Nama rumah gadang (rumah besar) bukan hanya mewakili bentuk yang luas, tetapi karena fungsinya yang besar terkait adat istiadat. Rumah gadang dimiliki satu kaum dan merupakan eksistensi mereka sebagai ‘urang babangso’ di suatu nagari.
Proses membangun rumah gadang dilakukan secara gotong royong melalui musyawarah tingkat kaum, suku, dan nagari. Setelah menentukan lokasi, arsitek (tukang tuo) ditunjuk, kemudian proses maurak rabo (meratakan tanah). Proses dilanjutkan dengan batabo atau menebang kayu hutan untuk bahan baku rumah gadang, selanjutnya proses menduaso atau memahat lubang pada tiang.
Uniknya, ukuran yang digunakan untuk rumah gadang berbeda, karena bersifat antropometris, yakni berdasarkan ukuran tubuh manusia. Biasanya, yang digunakan adalah ukuran tubuh ibu tertua atau dituakan dari calon penghuni rumah gadang.